. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa segera memasang kamera pengintai atau CCTV di Jembatan Karang Pilang. Hal ini menyusul banyaknya temuan sampah popok di sepanjang daerah aliran Sungai Brantas saat Gubernur Khofifah turun menyusur sungai dalam kegiatan Adopsi Sungai Brantas Stop Buang Sampah Popok di sungai, Minggu (17/2).
- Kades Tasikharjo Sayangkan Tak Adanya Peringatan Dini Saat Insiden Kebocoran Terminal BBM Terjadi
- Para Seniman Ngawi Minta Pemerintah Tegas Lindungi Reog
- Wali Kota Eri Ajak Kolaborasi Dewan Pendidikan Majukan Pendidikan Surabaya
"Wah abot lho ini. Ini popok yang sudah lama terendam air," kata Khofifah dikutip Kantor Berita sembari menjaring sampah popok yang ditemukan di aliran sungai Brantas.
Bersama jajaran dari Pemprov Jawa Timur dan juga Jasa Tirta, Gubernur Khofifah menyusur sungai mulai dari Gunung Sari hingga Karang Pilang.
Sampah paling banyak justru di kawasan Karang Pilang. Bahkan di bawah jembatan tol juga terdapat pulau sampah serta kresek-kresek berisi sampah popok mengambang di aliran sungai.
"Maka kita akan memasang CCTV di Jembatan Karang Pilang. Tujuannya untuk edukasi sosial bagi masyarakat supaya tidak terus membuang popok ke sungai," kata Gubernur Khofifah.
Menurutnya langkah ini akan efektif sebelum memberikan punishmen ke masyarakat. Secara reguler, misalnya mingguan, rekaman CCTV itu akan di-share ke media massa dan juga media sosial sebagai edukasi sosial ke pembuang sampah popok. Punishmen sosial itu diyakini bakal membawa dampak positif agar masyarakat tak lagi membuang sampah popok di sungai.
"Data BPS mengatakan konsumsi popok di Jawa Timur per hari menurut data BPS tahun 2017 sekitar 3,2 juta. Dihitung dari jumlah balita umur 0-3 tahun sebanyak 800 ribu anak yang rata- rata perhari menggunakan 4 popok. Nah 1,2 juta dari jumlah itu sampahnya dibuang masyarakat ke sungai, ini dampaknya kompleks," tegas Khofifah.
Pertama dampak pada keanekaragaman sungai, bisa merusak habitat ikan. Di DAS Brantas dalam setahun terakhir ada empat kali ikan mati massal.
Dan saat ikan itu diteliti, ada kandungan plastik di lambungnya, serta ikannya mengalami intersex atau dua kelamin. Jika ikan ini dimakan oleh masyarakat, maka juga akan membahayakan bagi yang mengonsumsi.
Untuk itu Khofifah menegaskan harus ada langkah yang komprehensif. Pemasangan CCTV akan menjadi upaya untuk preventif.
"Nah untuk perusahaan produsen popok, kita akan ambil komitmen baru dengan pabrik yang bisa memastikan bahwa akan ada pembersihan yang secara reguler dan terukur dilakukan oleh mereka," kata Khofifah.
Lebih lanjut, ke depan Khofifah akan rutin turun ke sungai bersama Wagub Emil Dardak. Dengan harapan gerakan bersih-bersih sungai itu bisa menjadi gerakan yang masif di Jawa Timur.
"Besok kita akan kerahkan alat berat untuk bersihkan sampah di aliran sungai," tegasnya. [aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Eri Cahyadi Bagikan Ribuan Bendera ke Warga Jelang HUT Kemerdekaan RI
- Peringatan Hari Radio Nasional, Gubernur Khofifah: Manfaatkan Digitalisasi untuk Penyiaran yang Berkualitas
- Pemkot Surabaya Siapkan Solusi Drainase Baru Atasi Banjir Gunung Anyar