Sejatinya walikota Surabaya mendatang, tidak perlu dibandingkan dengan sosok Risma. Jika, masih berpedoman pada figur Risma, maka Surabaya tidak akan maju.
- Demokrat Madiun Berharap AHY Jadi Cawapres Anies
- Bertemu, Yusril-Zulhas Belum Bahas Capres-Cawapres
- Pemerintah Resmi Bentuk Tim Kajian UU ITE
Pegiat Kewirausahaan ini mengatakan bahwa sejauh ini opini masyarakat pada umumnya, terpaku pada siapa sosok pengganti yang setara dengan Risma.
Padahal, lanjutnya, masyarakat harus digiring pada program program yang gagal atau yang belum dikerjakan Risma, bagi warga Surabaya.
"Jangan keberhasilannya saja. Ini tugas praktisi, media, pengamat. Agar, Surabaya bisa maju dalam berbagai sektoral.." lanjutnya
Dhimas menyebutkan, bahwa 34 persen warga Surabaya, adalah penduduk berusia muda.
"Apalagi kalau malam hari, kota Surabaya yang eksis itu anak anak muda. Nah, carilah pemimpin yang peduli anak muda, agar anak muda Surabaya bisa kreatif, syukur syukur pemuda Surabaya bisa jadi embrio pemuda nasional. Kalau fokus taman lagi, berarti hanya meneruskan kepemimpinan lama." lanjutnya.
Selebihnya, pemimpin Surabaya ke depan, harus bisa paham disk integrasi sosial masyrakat Surabaya yang selama ini terjadi.
Senada dengan, Gigih Prihantono, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair. Ekonomi Surabaya harus ditingkatkan lagi.
"APBD Surabaya cukup besar. Tapi, yang dipakai tidak maksimal. Nah, kenapa tidak memanfatkan anak anak muda potensial dalam hal ekonomi. Ini kedepan harus bisa dilakukan." terangnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Parpol Disarankan Melawan Protokol Oligarki saat Mengusung Capres
- Demonstrasi Bagian dari Tatanan, Potensi Kericuhan Selalu Ada
- Inilah Bursa Cawapres Pilihan Warga Surabaya, Erick Thohir Ungguli Kandidat Lainnya