Kondisi surplus beras di Kabupaten Kediri pada 2020 membuat Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito menolak rencana impor beras.
- Silaturahim Syawal Bersama LDII, Pj Gubernur Adhy: Perlu Sinergi Ulama-Umaro Sukseskan Pembangunan
- Jalan Mulus Lamongan Jadi Program Super Prioritas Pemkab Lamongan Akan Segera Terealisasi
- Pengamat: Infrastruktur Pertanian Bantu Sejahterakan Petani dan Jaga Stok Pangan
Terlebih, kata Mas Dhito, pada tahun 2020 lalu Kabupaten Kediri mengalami surplus beras sebesar 49 ribu ton. Sedangkan di bulan April nanti diperkirakan akan panen sebesar 89 ribu ton.
Hal tersebut membuat Kabupaten Kediri tidak membutuhkan beras impor yang direncanakan pemerintah pusat.
“Kebutuhan beras di angka 114 ribu ton. Di musim panen raya seperti sekarang ini sudah panen di angka 39 ribu ton, diprediksi sampai akhir April kita akan panen 89 ribu ton,” kata bupati muda tersebut kepada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (27/3).
Dengan tingkat panen serta surplus tahun sebelumnya, ditambahkan Mas Bup, bahwa padi hasil panen itu masih mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Kediri.
“Artinya 89 ribu ton yang akan dipanen pada akhir April nanti dijumlahkan dengan surplus yang ada, maka sudah cukup mencukupi Kabupaten Kediri secara menyeluruh,” jelasnya.
Bahkan, sampai akhir tahun juga akan terus panen, sehingga surplus diprediksi akan terus terjadi. Ke depan, Mas Bup berencana berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terkait masalah rencana impor beras ini.
“Bu gubernur juga mengatakan Jatim tidak perlu impor beras. Kita akan diskusikan dengan kepala daerah lain dan bu gubernur,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jelang Lebaran, Polres Bondowoso Musnahkan Ribuan Botol Miras hingga Knalpot
- 30 Kasus Kebakaran Semester I 2024 di Kota Madiun
- Surabaya Rayakan HUT Kebun Raya Mangrove dengan Lari dan Konservasi