Perdebatan tahunan bangsa Indonesia, soal perlu atau tidaknya film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI atau hanya Pengkhianatan G 30 S PKI untuk ditayangkan tidak pernah usai.
- SBY Pastikan Demokrat Tetap Usung Khofifah-Emil Di Pilgub Jatim 2024
- Panglima TNI Mutasi 18 Perwira Tinggi di Tiga Matra
- Bela Rocky Gerung, Jumhur Hidayat: Omnibus Law Kebijakan Bajingan dan Tolol
Film yang disutradarai Arifin C. Noer menceritakan Gerakan 30 September adalah gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam melakukan penculikan dan pembunuhan para jenderal TNI yang jasadnya ditemukan di sebuah sumur di Lubang Buaya, Jakarta pada tahun 1965.
Soal perdebatan itu, Direktur Eksekutif Median Rico Marbun memaparkan bahwa lembaganya sudah melakukan survei untuk menanyakan langsung bagaimana persepsi publik terkait pemutaran film tersebut.
Hasilnya, kata Rico, sebagian besar masyarakat masih menginginkan agar film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI untuk terus diputar.
"Temuan kami, 42 persen responden meminta film tersebut diputar kembali, 15 persen memilih tidak setuju," ujar Rico Marbun dalam rilis survei bertema "Persepsi Publik Atas Isu Komunisme dan Reshuffle Kabinet", terangnya dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (30/9).
Sementara, lanjut Rico, tidak sedikit juga masyarakat yang masih ragu menjawab. Tepatnya, 42 persen responden masih tidak menjawab atau menjawab tidak tahu.
Survei dilakukan pada medio 19 hingga 26 Agustus 2021 dengan melibatkan sampel 1.000 responden.
Sampel dipilih dengan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- The Republic Institute Umumkan Hasil Survei 3 Paslon Jelang Pilkada Kota Madiun
- Pilkada Jember, Elektabilitas Gus Fawait Lebih Unggul Dibandingkan Hendy
- Hasil Survei: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Turun 6,6 Persen, Prabowo-Gibran Naik 6,1 Persen