Masyarakat Indonesia belakangan ini cenderung makin takut untuk berbicara soal politik.
- BRiM 08 Deklarasi Dukung Risma Jadi Gubernur Jatim
- Pesan Megawati untuk Caleg DPRD Terpilih se-Jatim
- Dirjen PLTN Zaporizhzhia Ditahan Petugas Patroli Rusia, Keamanan Nuklir Ukraina Makin Terancam
Temuan tersebut dipaparkan lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) saat menyuguhkan pertanyaan 'Masyarakat Takut Bicara Masalah Politik?' dan 'Masyarakat Takut terhadap Penangkapan Semena-mena Aparat hukum?' kepada 1.064 responden yang diwawancarai secara tatap muka.
Berdasarkan survei yang digelar 28 Februari sampai 8 Maret 2021, sebanyak 32,1 persen masyarakat menyebut sering takut bicara masalah politik. Kemudian 7,1 persen responden selalu takut bila berbicara politik.
Kemudian 33,3 persen menyebut jarang takut, dan 20,2 persen responden tidak pernah takut. Untuk 7,2 persen sisanya memilih untuk tidak menjawab.
Peneliti SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan, ada tren peningkatan ketakutan masyarakat untuk berbicara mengeni politik sejak tahun 2004.
"Adanya ketakutan masyarakat bicara masalah politik mengalami peningkatan dibanding sebelumnya," ujar Saidiman Ahmad, seperti dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/4).
Untuk pertanyaan 'Masyarakat Takut Penangkapan Semenamena Aparat Hukum?' pun menunjukkan hal yang sama. Setidaknya, sebanyak 26,5 persen responden sering takut, 5,4 persen selalu takut, 30,4 persen jarang takut, dan 29,4 persen mengakut tak pernah takut.
Untuk yang memilih tidak menjawab dalam survei segmen ini sebanyak 8,4 persen.
Survei ini dilakukan SMRC pada 28 Februari sampai 8 Maret 2021 terhadap 1.064 responden. Adapun margin of error survei ini berkisar 3,07 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mampu Jadi Rekonsiliator Mega–SBY, Elektabilitas Puan Bakal Meroket
- Puluhan OKP Tanda Tangan Tolak Revisi Permen ESDM Nomor 37 Tahun 2016
- APBN Terus Bermasalah, Ekonom: Beban Rakyat dan Presiden Karena Warisan Utang Makin Besar