Aksi unjuk rasa dari mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM) SI harus menciptakan momentum tersendiri meski Presiden Joko Widodo kabur ke Kalimantan saat kantornya digeruduk.
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi
Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, tidak menjadi permasalahan Presiden tidak ada di tempat di Istana Negara saat ribuan mahasiswa demonstrasi. Karena, perjuangan mahasiswa tidak dibatasi oleh ada atau tidaknya figur kekuasaan.
"Pesannya harus sampai bahwa peringatan 2 tahun kekuasaan Jokowi Amin banyak hal yang kurang bahkan mundur atau tidak sesuai dengan janji kampanye," ujar Satyo, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/10).
Menurut Satyo, gerakan mahasiswa harus terus berjalan menyuarakan aspirasinya dan disarankan untuk menciptakan momentum tersendiri yang dapat dikenang.
"Gerakan mahasiswa tidak boleh berhenti karena tidak ada momentun justru gerakan itu harus menciptakan momentum sendiri," pungkas Satyo.
Sampai saat ini mahasiswa yang ingin melakukan aksi di depan Istana tertahan. Mereka pun melakukan aksi teatrikal di depan patung kuda di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Plesiran Kelompok Cipayung Plus ke Luar Negeri Lukai Mahasiswa
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer