Keluhan demi keluhan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal minimnya serapan anggaran penanganan Covid-19 kepada para menteri tidak akan mengubah sesuatu apabila tidak melakukan tindakan apapun.
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi
"Tiap rapat presiden selalu mengingatkan menterinya. Tapi tak ada perubahan," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/8).
Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini, jika presiden serius ingin membantu rakyat terdampak Covid-19 agar serapan anggarannya maksimal, maka sudah sepatutnya melakukan reshuffle kabinet seperti yang pernah dilontarkan kepada negara.
"Jadi ganti saja menteri yang tak jelas kinerjanya. Jangan basa-basi terus, rakyat butuh pemimpin yang memiliki terobosan dan problem solving,” pungkasnya.
Presiden Jokowi kembali mengeluhkan kinerja kementerian dan lembaga pemerintahan yang dinilai sangat lamban merealisasikan anggaran penanganan Covid-19.
Terutama, terkait pertumbuhan ekonomi di Kuartal III dan belanja pemerintah dari stimulus anggaran Covid-19 sebesar Rp 695 triliun yang disiapkan pemerintah baru Rp 141 triliun yang terserap.
"Baru 20 persen, sekali lagi, baru 20 persen yang terealisasi. Masih kecil sekali," kata Jokowi saat membuka Rapat Terbatas (Ratas) Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/8) lalu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi