Afghanistan telah dikepung oleh varian baru Covid-19, Omicron. Namun saat ini pihak berwenang belum memiliki kemampuan untuk mendeteksi varian tersebut.
- 80 Ribu Warga Jabar Jalani Isoman, Ridwan Kamil Minta Pusat Prioritaskan Wilayahnya
- Luhut Klaim 5 Hari Lagi Situasi Bisa Membaik, Mardani: Rakyat Perlu Aksi, Bukan Celotehan!
- Langgar Prokes, 34 Warga di Probolinggo Swab Ditempat
Di tengah laporan menyebarnya Omicron ke Iran dan Pakistan, Taliban telah meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyediakan alat pengujian untuk Afghanistan.
"Omicron tidak bisa dibedakan dengan mesin PCR yang kami miliki sekarang. Kami membutuhkan mesin yang lebih berkembang. Kami telah menghubungi WHO dan mereka berjanji untuk menyediakan mesin ini untuk kami pada akhir Januari 2022," ujar jurubicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Javed Hazher.
Di samping itu, Taliban juga menyoroti kurangnya pasokan medis di rumah sakit, dengan kurangnya obat-obatan, oksigen, dan peralatan medis.
Bahkan menurut Direktur Rumah Sakit Afghanistan-Jepang, Zalmai Reshteen, gaji stafnya belum dibayar selama berbulan-bulan.
Sejauh ini, Afghanistan sudah melaporkan 16 ribu kasus Covid-19 dengan lebih dari 7.300 kematian. Jika masalah ekonomi dan politik tidak ditanggapi dengan serius, maka akan menghadapi gelombang baru Omicron.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya Lakukan Terapi Secara Berkala bagi Bayi Stunting di RSUD
- Doni Monardo Ungkap Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Termasuk Tertinggi Di Dunia
- Antusias Warga Terhadap Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Surabaya