Takut Jarum Suntik, Pedagang Pasar di Jember Kabur Loncat Pagar Saat Divaksin

Ilustrasi / net
Ilustrasi / net

Meski Pemkab Jember berusaha keras melakukan sosialisasi, namun upaya vaksinasi tidak mulus. Masih ditemukan warga yang enggan divaksin dengan berbagai alasan, salah satunya takut jarum suntik.


"Vaksinasi sudah cukup banyak, 52 persen tahap pertama. Tahap kedua 28 persen. Ini masih banyak saudara kita yang tidak mau divaksin," jelas Bupati Hendy Siswanto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, di Pendopo Wahya Wibawagraha Jember, Senin (21/6).

Karena itu Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten Jember, terus berusaha memaksimalkan vaksinasi dengan berbagai cara, mulai vaksin drive thru, buka gerai, puskesmas sudah, tidak perlu daftar, langsung vaksin bisa. 

"Kalau dulu harus daftar dulu karena vaksin tidak ada, kalau sekarang ada. Mereka tidak mau divaksin karena takut disuntik. Padahal Pemkab Jember minta bantuan sosialisasi bahwa vaksin ini menyelamatkan dan menyehatkan. Ini perlu bantuan sosialisasi dari kita lagi, terutama di pedesaan masih takut untuk disuntik," ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, sejumlah petugas penanganan Covid-19 di kecamatan Silo, berupaya beberapa cara, yakni dengan sembunyi-sembunyi mendatangi pasar Silo. Petugas selanjutnya menutup pintu masuk, supaya bisa memberikan vaksin, namun masih ada yang  memilih kabur dengan melompat pagar.

"Contoh di daerah Silo, pintu pasar ditutup untuk vaksin, ada yang lompat pagar karena takut vaksin, masih terjadi itu, ini serius. Takut suntik, padahal suntikmya kecil, tidak sakit," tutur Hendy sambil tertawa kecil.

Selain itu, ada warga yang beranggapan, meski divaksin ternyata masih ada warga yang masih terpapar Covid 19. Dia mengatakan vaksin tidak 100 persen mengamankan, namun tanpa vaksin justru lebih berbahaya lagi. Tidak punya antibodi. 

"Kalau di vaksin minimal punya kekuatan disitu.  Meski sudah divaksin, tetap harus menerapkan protokol kesehatan, 5 M," tutupnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news