Jika pemerintah tetap menaikkan tarif BBM di tengah sulitnya perekonomian rakyat, maka skema ekonomi kerakyatan yang ditawarkan Presiden Joko Widodo akan dianggap gagal total.
- Nataru, Konsumsi BBM Pertalite Diprediksi Naik 4 Persen
- Beralih Digital, Kelompok Milenial Ajak Masyarakat Bayar BBM Pakai MyPertamina
- Cak Imin Janjikan BBM Gratis jika Menang Pilpres, Demokrat: Buatlah Janji yang Realistis
Demikian ditegaskan Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut harga BBM segera disesuaikan.
Bahkan, menurut Saiful, jika harga BBM benar-benar dinaikkan, maka dapat dikatakan bahwa kebijakan ekonomi wong cilik hanya kamuflase belaka.
"Pemerintah tidak hadir di tengah penderitaan rakyat, pemerintah lebih mementingkan kepentingan sesaat daripada kepentingan masyarakat luas," katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (22/8).
Menurut Saiful, dengan naiknya harga BBM, maka angka inflasi semakin menunjukkan kenaikan. Sehingga, harga makanan pokok akan semakin naik dan tentunya masyarakat akan terkena dampak yang signifikan, utamanya masyarakat menengah ke bawah.
"Kenaikan harga BBM akan berpengaruh ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah, apalagi hal tersebut terjadi di penghujung pemerintahan Jokowi, tentu hal tersebut akan menjadi legasi yang buruk yang akan selalu dikenang oleh masyarakat," pungkas Saiful.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi