Teguh Santosa- Cerita Pengalaman Liputan Perang Afganistan Lewat Buku Di Tepi Amu Darya

Teguh Santosa menceritakan pengalamannya sebagai seorang wartawan perang melalui buku yang berjudul Di Tepi Amu Darya.Amu Darya diambil dari sebuah nama sungai yang memisahkan antara negara Afganistan dengan Uzbekistan.


Sebelum menjadi buku, pengalamannya sempat ia tuangkan dalam blog pribadinya. Hingga akhirnya, Ia berpikir untuk menyatukan cerita-ceritayang sebelumnya terpisah-pisah menjadi satu buku yang diterbitkan pada 2018 lalu.

"Sebelum menjadi buku, pengalaman saya ini juga saya tulis di blog pribadi, namun saya ingin merangkainya ke dalam sebuah buku," ungkap Teguh

Sebagai seorang wartawan, Teguh ingin mencari tahu tentang permasalahan yang terjadi, termasuk penyebab konflik yang terjadi di Afganistan. Meski tidak dapat menemukan jawaban kebenaran yang hakiki, setidaknya ia mendapatkan jawaban yang hampir mendekati kebenaran.

"Bagi saya setiap hasil liputan seorang wartawan, tidak dapat dikatakan sebagai sebuah kebenaran yang mutlak, pasti ada celah. Namun setidaknya hasil liputan ini mendekati kebenaran," terangnya.

Tidak hanya di Afganistan, Teguh juga mengamati berbagai peristiwa politik luar negeri, seperti Perang Irak (2003), Krisis Nuklir Korea Utara (2003), dan Krisis Politik Lebanon (2005).

Dalam bedah buku yang diselenggarakan MissJune Culture Center ini, Kabin Very salah satu mahasiswa yang hadir bertanya, penyebab sebuah negara terjadi konflik. Menanggapi pertanyaan ini, pria kelahiran 1975 ini menjawab, bahwa konflik suatu negara baik konflik saudara maupun konflik antar bangsa dapat terjadi karena adanya kepentingan.
Kepentingan ini tidak hanya datang dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri.

Dalam kesempatan ini, Teguh juga membagikan empat buku setebal 246 halaman ini pada tiga orang yang dapat menjawab pertanyaan yang ia berikan. Bagi yang beruntung mendapatkan buku serta tanda tangan penulis yang dibumbuhkan di halaman pembuka Buku Di Tepi Aku Darya.[oby/bdp

ikuti terus update berita rmoljatim di google news