Dengan pertanian modern, produktivitas pangan bisa dua kali lipat dan biaya produksi dapat ditekan. Hal itu merupakan langkah signifikan dalam meningkatkan hasil panen secara efisien.
- My Royal Queen Ajak Masyarakat Temukan Peluang Bisnis di Tengah Pandemi
- bank bjb Dinobatkan Jadi The Best Global Company 2022
- Bank Jatim Sabet Penghargaan Indonesia Best CFO 2023
"Panen secara tradisional butuh 25 orang. Dengan combine harvester, satu orang bisa mengerjakan cuma 4 jam," terang Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dikutip dari RMOL, Sabtu (25/10).
Transformasi pertanian dari metode tradisional ke modern menjadi kunci keberhasilan dalam mencetak sawah baru, yang berdampak positif terhadap peningkatan produksi padi nasional.
"Teknologi seperti mekanisasi pertanian memungkinkan penghematan waktu dan tenaga dalam proses panen," katanya.
Selain itu, penggunaan benih unggul yang disesuaikan dengan kondisi lahan juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Misalnya, penggunaan benih padi yang tahan terhadap air asin atau kondisi rawa, disesuaikan dengan tantangan lingkungan setempat untuk memastikan hasil yang optimal.
"Kita pendekatannya sesuai permintaan alam. Pakai bibit bagus yang menyesuaikan dengan lahan. Misal, padi biosalin yang tahan pada kondisi air asin, tahan kondisi rawa," ujar Amran.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Siapkan Stok Pupuk Untuk Musim Tanam, Petrokimia Gresik Optimis Target Swasembada Pangan Tercapai
- Menteri Pertanian Apresiasi Produksi dan Serapan Gabah di Kabupaten Gresik
- Jatim Provinsi Penghasil Beras Tertinggi di Indonesia Konsisten Sejak 2020- 2024, Khofifah Pastikan Siap Dukung Swasembada Pangan Nasional