Kemunculan varian baru virus corona B.1.1529, harus disikapi dengan serius. Apalagi, badan kesehatan dunia WHO telah menetapkan varian ini sebagai varian of consern (VoC).
- Wali Kota Eri Keluarkan SE Kesiapsiagaan terhadap Risiko Peningkatan Kasus Covid-19 di Surabaya
- Pasca Lebaran, Pulau Jawa Jadi Penyumbang 53 Persen Kasus Covid-19
- Jumlah Kasus Covid Omicron di Singapura Lebih Tinggi dari Varian Delta
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menyarankan tiga langkah bijak untuk menyikapi kemunculan varian tersebut.
Katanya, langkah pertama dan juga paling utama dalam menyikapi kemunculan varian baru yang telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia ini adalah tidak boleh panik dan khawatir.
“Ini penting dan yang utama,” kata Rahmad kepada wartawan di Jakarta, Minggu (28/11).
Legislator PDI Perjuangan ini menjelaskan, bahwa pada dasarnya karakteristik virus adalah bermutasi. Dengan bermutasi, virus bisa menjadi semakin lemah atau juga sebaliknya, semakin mengkhawatirkan.
Artinya proses penulannya bisa semakin cepat, seperti halnya prediksi para ahli tentang Covid-19 varian baru yang dinamai Omicron
“Artinya, melihat karakteristik virus secara biolois, maka mutasi adalah sebuah keniscayaan. Karena itu lah kita tak punya banyak pilihan, harus menghadapi dengan tenang, jangan panik,’ katanya.
Rahmad mengatakan sebagai langkah yang kedua, Indonesia harus mengikuti rekomendasi WHO serta parah ahli di bidang ini.
Indonesia harus berkoordinasi dan bersinergi dengan masyarakat internasional guna meningkatkan pemahaman, antisipasi dan pengendalian tentang varian Omicron.
“Rekomendasi dan kebijakan yang ditetapkan WHO dalam menghadapi virus Omicron ini harus jadi perhatian kita. Kemudian ditambah lagi dengan kebijakan kita sendiri, baik untuk menambah dan menyesuaikan,” katanya.
Sesuai dengan rekomendasi WHO dan para ahli varian baru ini dihadapi dengan cara ilmiah dan berbasis resiko. Artinya, lanjut Rahmad, 3T yakni testing, tracing, treatment harus diperkuat.
Untuk saat ini, salah satu cara efektif melawan pandemi adalah vaksinasi. Dikatakan, menurut WHO dan para ahli secara ilmiah vaksin cukup efektif melawan Covid-19 apapun itu variannya.
Sebagai saran ketiga, Rahmad meminta pintu-pintu masuk ke Indonesia, baik di bandara atau pelabuhan laut, perbatasan darat, harus dijaga secara ketat.
Warga negara asing yang berkunjung ke Indonesia dan warga Indonesia yang kembali dari negara lain, harus tetap mengikuti protokol kesehatan.
“Kewajiban karantina harus diperketat karena karantina adalah pertahanan negara juga dari ancaman virus mutasi dari luar,” tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kejari Tanjung Perak Gelar Vaksinasi Anti Covid-19
- Anthony Fauci: Saat Ini Belum Diperlukan Suntikan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19
- Rapid Tes Mendadak di Taman Apsari, Sebanyak 19 Orang Dinyatakan Reaktif