Dengan ditertibkannya jebakan tikus oleh Polres Ngawi membuat posisi petani dilematis. Di satu sisi mereka ingin memberantas serangan hama, di sisi lain pemberantasan itu telah mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia.
- 37 Lapak Pedagang di Bondowoso Tuai Sengketa, Terancam Digusur
- Bupati Lindra Komitmen Sejahterakan Petani Tuban
- HKI Jatim Dorong Pendidikan Vokasi Link and Match Dengan Dunia Industri
Sebagai wakil rakyat, Khoirul Anam mengatakan pihaknya mendukung upaya kepolisian menertibkan petani melakukan pemberantasan hama yang sangat membahayakan. Namun perlu diingat juga peran Dinas Pertanian (Distan) dalam melakukan pendampingan terhadap petani.
"Sedari dulu sudah kita ingatkan kalau jebakan tikus seperti itu (beraliran listrik) berbahaya terhadap orang lain maupun si pemasang. Dengan kasus akhir-akhir ini serangan tikus marak, Distan harus keluar kandang melakukan sosialisasi sebagai bentuk tanggungjawabnya,†terang Gus Anam sapaan Khoirul Anam kepada Kantor Berita , Jum’at (16/11).
Menurut Gus Anam, Distan Ngawi harus melakukan langkah obyektif dan berkelanjutan terhadap nasib yang dialami petani.
Ia menyayangkan jika kasus serangan tikus, dinas terkait hanya diam tanpa mengambil tindakan pencegahan.
"Konteksnya pemerintah daerah harus bersikap terpadu dengan pihak lain untuk meminimalisir serangan hama,†terangnya.
Hingga berita ini diturunkan Marsudi selaku Kepala Distan Ngawi ketika dihubungi awak media belum menjawab. Padahal tindakan kepolisian harus diimbangi dengan langkah komprehensif dari pemerintah daerah jangan sampai petani bak menelan pil pahit.[dik/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bantu Petani Atasi Hama Tikus, GPK Jombang Gelar Gropyokan Massal
- Malam Tasyakuran HSN 2022 di PCNU, Wali Kota Eri Gagas “Majelis Santri Surabaya"
- G-Creasi Gelar Talkshow Bagi Pemuda di Ponorogo: Wujudkan Indonesia Emas 2045