Tinjau Lahan Pertanian Cabai Dan Semangka, Wabup Bojonegoro: Sektor Pertanian Jadi Penyangga Ekonomi Saat Pandemi Covid-19

Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto saat meninjau lahan pertanian cabai dan semangka di Desa Ngeper, Kecamatan Padangan/RMOLJatim
Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto saat meninjau lahan pertanian cabai dan semangka di Desa Ngeper, Kecamatan Padangan/RMOLJatim

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan terganggunya kegiatan perekonomian di semua lini usaha, namun pertanian bisa menjadi alternatif dalam situasi ini.


Untuk menumbuhkan semangat pertanian di tingkat Desa, Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Budi Irawanto meninjau lahan petani cabai dan semangka di Desa Ngeper Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro

"Kunjungan ini upaya untuk pembangunan pertanian di kawasan Perdesaan. Lahan, potensi desa adalah basis ekonomi lokal pedesaan yang bisa menyerap tenaga kerja lokal. Saat ini disadari atau tidak bahwa pertanian menjadi faktor utama sebagai penyangga di masa pandemi Covid-19," kata Wabup Budi Irawanto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim usai meninjau lahan cabai dan semangka, Selasa (3/8).

Menurutnya, dengan memaksimalkan lahan pertanian dan menggali potensi yang bisa panen. Maka, pertanian sebagai alternatif perekonomian di desa dan menjadi Kemandirian Ekonomi Daerah. 

"Selain itu, bertujuan menjaga ketahanan pangan lokal, agar masyarakat dapat menikmati hasil panen dari pangan lokal dengan harga yang terjangkau," ujarnya.

Wabup Budi mengatakan, Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu andalan di sektor pangan. Terlebih, Bojonegoro terkenal sebagai lumbung pangan melalui sektor pertanian, sehingga dapat diandalkan dalam menampung stok pangan di Jawa Timur bahkan hingga nasional disaat pandemi ini. 

Namun hal itu tidak dapat dilaksanakan sendiri. Perlu kerjasama semua pihak agar pertanian bisa berjalan maksimal. 

"Karena dalam kondisi seperti ini banyak petani yang ragu untuk memulai, perlu kolaborasi antara pemodal dan petani," ungkapnya. 

Wabup Budi berharap, pertanian cabai dan semangka di Desa Ngeper ini bisa menjadi contoh di Desa lain. 

"Selain bisa menyerap tenaga kerja juga dapat menumbuhkan ekonomi di tingkat desa dan menjadi kemandirian ekonomi ditingkat daerah," katanya sambil meminta agar semua masyarakat Bojonegoro untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. 

Sementara itu, Arif Saifudin (43) salah satu petani lombok di Desa Ngeper Kecamatan Padangan mengatakan, saat ini pertanian tidak begitu terdampak  pandemi, karena untuk memenuhi kebutuhan wilayah Bojonegoro saja masih kurang.

Pada tahun ini pihaknya menggarap lahan seluas 2,5 Hektare yang terbagi dua tanaman yakni cabai dan semangka.

"Modal perkiraan mencapai 100 juta dan saat panen kondisi saat ini bisa mencapai 70 sampai 100 persen," tandasnya.

Menurutnya, lahan pertanian seluas setengah hektar bisa memperkejakan 30 orang. Tentunya ini bisa menyerap tenaga kerja lokal apalagi kondisi pandemi saat ini. 

"Mungkin ini bisa menjadi salah satu solusi di tingkat desa," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news