Ingin merubah nasib bekerja ke luar negeri, Sitti Khoimatul Hoiriyah (34) seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia asal Dusun Lengkong Toko Desa Mrawan, Kecamatan Mayang Kabupaten Jember, malah menjadi korban kekerasan.
- Satpol PP Surabaya Segera Kirim Sampel Es Krim Beralkohol ke BPOM untuk Uji Kandungan
- Pergantian Tahun Baru 2023 Jatim Kondusif, Gubernur Khofifah Kuatkan Optimisme Semakin Maju dan Hebat
- Sambut Dubes Kroasia, Wawali Armuji Berharap Ada Sister City di Bidang Pariwisata
Wanita yang berasal keluarga kurang mampu ini menjadi Korban dieksploitasi bekerja 16 jam tanpa gaji serta diduga menjadi korban kekerasan fisik oleh majikannya di Arab Saudi.
"Awalnya kami mendapat kabar dari anggota DPR-RI Fraksi PKB yaitu Rivqi Abdul Halim dari daerah pemilihan Jember, bahwa Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mengalami masalah di Arab Saudi," ucap Ketua DPC PKB Jember, Ayub Junaidi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu 19 Februari 2025.
Ayub menjelaskan, bahwa korban bernama Sitti Hoiriyah, warga Desa Mrawan bermasalah di Arab Saudi. Dia tidak ada kontrak yang jelas dalam proses pekerjaan dan sebagainya. Bahkan bekerja melebihi beban kerja, sekitar 16 jam dan mendapatkan siksaan fisik dan sebagainya.
"Karena itu, Siti Hoiriyah mengadukan persoalan tersebut, kepada migrant care. Karena biaya cukup besar untuk memulangkan, pihak migrant care berkoordinasi dengan PKB yang juga konsen dalam membantu penanganan PMI yang bermasalah di beberapa tempat," katanya.
Atas permintaan itu, lanjut Ayub, Gus rivqi, legislator PKB, dapil Jember-Lumajang, menegaskan akan memfasilitasi pemulangan siti hoiriyah. Bahkan proses pemulangan sudah dilakukan, malam ini, yang bersangkutan sudah tiba di Jakarta.
"Insyallah besok ( Kamis) pagi, jam 09.00 WIB, sudah tiba di Stasiun Jember," jelas dia.
Gus Ayub mengaku prihatin terhadap nasib pekerja migran Indonesia ini, yang kerap mengalami eksploitasi dan siksaan. Dia berangkat kerja keluar negri tanpa skill dan pelatihan yang memadai. Mereka bekerja keluar negeri, hanya berbekal semangat merubah nasip.
Hal ini terpaksa mereka lakukan, karena mencari pekerjaan yang sulit, sehingga jalan pintas ditempuh untuk keluar negeri.
"Ini tugas berat pemerintah daerah, termasuk Gus Fawait. Bagaimana kedepan, program-program pemkab jember yang baru bisa memberikan pekerjaan yang layak bagi warganya," harap Ayub.
Ayub menyampaikan terima kasih pada Gus Rivqi dan migrant care yang telah membantu dan memberikan fasilitas bagi PMI yang bekerja mulai tahun 2024 tersebut.
Selama di Arab Saudi, jelas Ayub, Sitti Hoiriyah pernah dihukum berdiri di depan AC dan mungkin mendapat pemukulan dari majikannya, hingga tidak mendapatkan gaji beberapa bulan.
"Legal maupun ilegal, mereka masyarakat Jember yang perlu perlindungan. Saya minta pemerintah daerah tanggap, jika ada permasalahan semacam ini," pungkasnya.
Ayub juga mendesak kepada pemerintah daerah terus memberikan pengawasan terhadap PMI yang akan bekerja ke luar negeri. Jika mereka tetap bertekad bekerja di luar negeri dipastikan berangkat secara legal, dengan bekal skill yang memadai di tempat tujuan kerja serta mendapatkan kontrak kerja dan penempatan yang jelas.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Indonesia Siap Ekspor Ikan Budidaya ke Pasar Arab Saudi
- Pemerintah Diminta Tidak Gegabah Cabut Moratorium PMI ke Arab Saudi
- Calon Bupati Terpilih Gus Fawait Pulangkan PMI Asal Jember Dari Arab Saudi