Gelombang tsunami yang menerjang pantai Anyer, Banten dan Lampung selatan yang terjadi pada Sabtu malam (22/12), diduga disebabkan karena erupsi anak gunung Krakatau.
- Satpol PP Surabaya Gandeng BNN Razia Tempat Hiburan Malam, Temukan 2 Orang Positif Narkoba
- Raih Penghargaan SPM Awards 2024, Pj Gubernur Adhy: Menjadi Motivasi dan Cambuk Bagi Pemprov Jatim
- Semua Stakeholder di Surabaya Duduk Bersama Cari Solusi Atasi Kelompok Remaja Bersenjata
Sutopo menyampaikan, terjangan tsunami itu terjadi pukul 21.27 WIB dan bukan dipicu oleh gempa bumi. Sebab, tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik.
"Kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Pada saat bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama. Jadi ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang," tutur Sutopo.
Gelombang besar itu merujuk data BNPB hingga pukul 04.30 WIB tadi, telah menyebabkan 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak akibat terjangan tsunami tersebut.
"Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak di data," jelas Sutopo.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kebakaran di Lahan Gunung Arjuno, Diduga Sengaja Dibakar
- Soal Dugaan Pengakuan Nota Fiktif dan Mark Up pada Disparbud Malang di Temuan BPK, Begini Kata Inspektorat
- Hadiri Istighosah PDIP Jatim, Bupati Nganjuk Bawa dan Promosikan UMKM Beras Kencur