Universitas Jember dorong perajin batik tulis di Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, beralih menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan.
- Wujudkan Implementasi UHC Prioritas, 5.000 Perawat Jember Siap Berjibaku Dukung Program Kesehatan Gus Bupati Jember
- Angka Kemiskinan Jember Masih Tertinggi Kedua di Jawa Timur, Gus Fawait Prioritaskan Koperasi dan Peningkatan IPM
- Pemkab Kerahkan Tim URC untuk Perbaikan Jalan Rusak di Jember
Karena itu Universitas Jember bekerja sama dengan Kementerian Sosial menggelar pelatihan membatik ramah lingkungan.
Menurut pembina Program Pengabdian Berbasis Desa Binaan Universitas Jember ( Unej) Dr. Honest Dody Molasy, ada 5 desa yang menjadi sasaran program tersebut, yaitu Desa Dawuhan Mangli Sukowono, Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk, Desa Kepanjen Gumukmas, Desa Pakis Kecamatan Panti, serta Desa Harjo Mulyo Kecamatan Silo.
"Kita diminta membantu Kementerian Sosial, terutama di bidang layanan sosial. Nama programnya Desa Sejahtera Mandiri," kata pria yang biasa dipanggil Honest, yang juga Dosen Fisip Unej ini.
Lalu bagaimana mensejahterakan masyarakat yang menjadi binaannya, tentunya dilihat potensi masyarakat di desa tersebut terlebih dahulu. Karena setiap desa potensinya tidak sama. Untuk Desa Dawuhan Mangli, salah satu potensinya adalah batik tulis. Pembinaan dan pelatihan sudah dilakukan sejak 5 tahun yang lalu, sehingga perajin bisa mensuplai batik di toko-toko di Jember dan Banyuwangi, serta dipasarkan secara online.
Dia menjelaskan, selama ini para perajin menggunakan pewarna bahan-bahan tekstil, yang cenderung merusak lingkungan, mencemari air dan tanah. Bahkan bagi kesehatan, menimbulkan penyakit kulit dan sesak nafas.
"Karena itu, perlahan-lahan mereka dilatih dan diminta tidak lagi menggunakan pewarna bahan-bahan kimia. Selain bahannya mudah didapat, tanpa harus membeli. Jika pun harus membeli, harga bahan lebih murah, karena beli langsung ke petani, seperti pengrajin binaannya di daerah lain," kata Dosen, yang mengawali karirnya dari Wartawan Surabaya Post dan Radio Prosalina FM Jember ini.
Sementara salah seorang pengrajin batik tulis Desa sukowono, Sugiono menyambut baik pelatihan batik tulis ramah lingkungan ini. Karena itu, saat ini ia sudah beralih menggunakan pewarna alami, menggunakan kulit pohon, daun putri malu, Buah, untuk mendapatkan warna yang diinginkan.
"Sebelumnya saya menggunakan pewarna sistetis, pewarna tekstil menggunakan bahan kimia. Bahkan pernah sakit dan harus opname selama seminggu, karena keracunan. Tangannya bengkak-bengkak, karena meracik pewarna berbahan kimia, dengan tangan langsung," kata Sugiono.
Dia menegaskan dengan beralih ke pewarna alami, yang ramah lingkungan, ia ingin mengembalikan kejayaan batik Nusantara. Tema batik, yang ia usung adalah batik pendalungan Desa Dawuhan mangli, karena Jember juga dikenal kota pendalungan.
"Orang Jawa senengnya warna coklat sedang orang Madura senengnya warna hitam dan merah. Dengan meleburnya dua warna Budaya Jawa dan Madura ini, warna asli Hilang, gabungan 2 warna, coklat kemerahan," Jelasnya.
Yang penting dalam membatik lanjut Sugiono adalah melestarikan seni budaya batik, yang ada di desanya, yang tidak bisa ditiru oleh warna sintetis. Jika menggunakan warna sintetis, maka hasilnya sama dengan hasil pabrikan.
Pantauan Kantor Berita RMOLJatim, pelatihan batik digelar di Balai Desa Dawuhan Mangli Kecamatan vsukowono, diikuti pengrajin batik tulis desa setempat, Senin (14/6). Rencananya dilanjutkan dengan kegiatan praktek membatik, di rumah Sugiono, sekitar 150 meter ke arah Timur balai Desa Dawuhan Mangli.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wujudkan Implementasi UHC Prioritas, 5.000 Perawat Jember Siap Berjibaku Dukung Program Kesehatan Gus Bupati Jember
- Angka Kemiskinan Jember Masih Tertinggi Kedua di Jawa Timur, Gus Fawait Prioritaskan Koperasi dan Peningkatan IPM
- Pemkab Kerahkan Tim URC untuk Perbaikan Jalan Rusak di Jember