Perempuan Banyuwangi menggelar kompetisi balap sepeda sambil berkebaya dengan tema Women Cycling Challenge. Mereka asyik mengendarai sepeda lengkap dengan kebaya dan jarit keliling kota Banyuwangi.
- Pemkot Surabaya Imbau Warga Tertib Adminduk Demi Kelancaran Bantuan Sosial
- 2.166 Personel Siap Jaga Pilkades Serentak Di Probolinggo
- Lomba Agustusan di Kabupaten Probolinggo Dilarang
Dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Women Cycling Challenge ini melombakan dua kategori, Fun Ride dan Challenge Ride. Ditambah satu kategori khusus fun bike, Kebaya Ride. Untuk Kebaya Ride start dan finish digelar di Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi.
"Ini saya bawa kebaya sendiri. Tidak susah kok pakai kebaya naik sepeda. Kan sudah kita modifikasi jaritnya," ujar Fungky, salah satu peserta Kebaya Ride.
Menurut Funky, ajang ini merupakan kegiatan emansipasi wanita gaya kekinian. Dengan ini wanita lebih dihargai dengan diberikan event tersendiri dalam olahraga bersepeda.
"Kita sebagai wanita lebih dihargai. Semoga tahun depan ada lagi. Khusus olahraga bersepeda khusus wanita," pungkasnya.
Dalam ajang ini juga diberikan hadiah bagi pesepeda yang memiliki kostum yang unik dan menarik. Ada 3 orang yang menyabet juara dalam ajang ini. Salah satunya adalah Yuni Susanti. Meski berbadan gemuk, tapi dia berusaha maksimal untuk berolahraga. Lengkap dengan kebaya dan jarit.
"Saya ikut ini sebagai bentuk kesadaran berolahraga. Biasanya kan ada komunitas yang hanya menentukan body goal tertentu. Tapi lewat event ini semua perempuan diberi kesempatan sama untuk ikut bersepeda, termasuk saya yang berpoatur besar ini," ujar Yuni.
Yuni berharap agar event semacam ini digelar rutin setiap tahun. "Event ini mengingatkan saya untuk rajin berolahraga," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Banyuwangi, Dhani Azwar Anas mengatakan, ajang ini sengaja diciptakan untuk para wanita. Ajang ini tentunya bertujuan untuk menyadarkan perempuan untuk pentingnya berolahraga.
Dengan konsep kebaya, kata Dhani, menunjukkan ciri khas wanita Indonesia, yang selalu menjunjung tinggi kesopanan dan etika, sesuai dengan perjuangan dan figur dari RA Kartini.
"Tentu ini menjadi momentum mengajak wanita berolahraga. Demi kesehatan keluarga juga. Dengan bersepeda menggunakan berkebaya sebagai simbol wanita Indonesia ini tangguh memegang teguh etika dan perjuangan yang ditinggalkan oleh RA Kartini," pungkasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pak Yes: Pahlawan Nasional Jadikan Momentum Gerakan Pemberantasan Kebodohan dan Kemiskinan
- Pimpin Apel Hari Santri Tahun 2024, Pj Gubernur Adhy: Santri Harus Jadi Generasi Masa Kini yang Multitalenta
- Orangtuanya Meninggal Akibat Covid-19, Baznas Kabupaten Probolinggo Santuni Anak Yatim