Usai KGB, Terbitlah FSB

Foto dok
Foto dok

SEJARAH KGB Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (Komite Keamanan Negara) di era Uni Soviet berjaya sejatinya adalah sejarah pertarungan kecerdasan. Intelijen adalah kecerdasan, tanpa kecerdasan maka lembaga intelijen tak lebih sebagai lembaga pengumpul informasi belaka.

Lembaga intelijen sekelas KGB tentu butuh kecerdasan bertaktik, kepintaran berstrategi. Melalui kecerdasan KGB, maka pembuat kebijakan di Uni Soviet mampu merumuskan langkah atau program yang bukan saja untuk mempertahankan negeri berjuluk beruang merah itu. Melainkan, juga untuk mengolah beragam informasi rahasia agar tetap bisa mencengkeram wilayah-wilayah satelit sekaligus menggelar perang propaganda dan agitasi.

Pada masa jayanya di era perang dingin sampai Uni Soviet bubar pada 1991, KGB menjadi lembaga negara yang disegani sekaligus ditakuti. Usia KGB sendiri bisa ditarik sampai dua bulan usai Revolusi Oktober 1917 di Rusia. Awalnya, Lenin bersama para sohibnya membentuk Cheka, polisi rahasia Bolsheviks. Cheka mengembangkan metode teror, intimidasi serta pembunuhan massal. Sampai tahun 1922, era ini disebut sebagai ''Teror Merah'' yang dipimpin Felix Dzerzhinsky.

Cheka bubar, tampillah OGPU (Direktorat Gabungan Polisi Administratif) yang berkuasa dari 1923 sampai 1934. Pada 1924 Lenin meninggal karena stroke. Felix Dzerzhinsky masih memimpin OGPU, lalu pada 1926 diganti Vyacheslav Menzhinsky sampai 1934. Sejak kematian Lenin, Joseph Vissarionovich Stalin alias Stalin yang memegang kendali Uni Soviet. Stalin kemudian menarik OGPU ke dalam NKVD (Komisariat Rakyat Urusan Dalam Negeri). Lalu, pada 1941, NKVD menjadi NKGB (Komisariat Rakyat untuk Keamanan Negara), dan pada 1946 menjadi MGB (Kementerian Keamanan Negara).

Pada 13 Maret 1954, setelah kematian Stalin pada Maret 1953 dan tewasnya tokoh MGB Lavrentiy Beria pada Desember 1953, Nikita Khrushchev mengubah MGB menjadi KGB yang pertama kali dipimpin Ivan Alexandrovich Serov. Serov perwira profesional. Ia tak suka melibatkan diri dalam Partai Komunis Soviet kala itu. Dalam perkembangannya, KGB membentuk 20 direktorat, dan direktorat pertama bertugas untuk operasi intelijen di luar Uni Soviet.  

Buku ini bercerita tentang perubahan KGB ke FSB (Federal'naya Sluzhba Bezopasnosti)Dinas Keamanan Federal) serta dampaknya untuk Rusia. Misi utama FSB adalah melindungi rezim Rusia yang berkuasa. Kewenangan FSB meliputi kontraintelijen, penegakan hukum, intelijen, dan keamanan perbatasan. Dengan kewenangan ini, para gen FSB bisa hadir yang luas di seluruh Rusia dan di seluruh wilayah bekas Soviet.

FSB dibangun di atas fondasi Komite Keamanan Negara Soviet (KGB), dan FSB mempertahankan sebagian besar filosofi dan pola pikir operasional KGB, bahkan FSB masih memperkerjakan beberapa orang yang sama. Namun, ada proses dari KGB menjadi FSB. Ketika Uni Soviet bubar pada 26 Desember 1991, kendali intelijen diambil alih oleh Kementerian Keamanan yang dipimpin oleh Viktor Barannikov. Viktor lama berkarir di kepolisian. Ia menjadi menteri dari 15 Januari 1992 sampai 27 Juli 1993. Ia berseberangan lawan Presiden Boris Yeltsin.

Barannikov lalu diganti Nikolai Golushko, mantan perwira KGB. Golushko (1993 - Februari 1994) juga hanya setahun di Kementerian Keamanan, tapi ia punya pengalaman pernah mengepalai Komite Keamanan Ukraina, saat Ukraina masih di bawah Soviet. Golushko lantas diganti Sergei Vadimovich Stepashin, politisi Rusia. Kementerian Keamanan berubah menjadi Departemen Kontra-intelijen Federal (FSK), dan Stepashin memimpin lembaga tersebut. Pada masa Stepashin inilah, FSK berubah menjadi FSB pada 23 Juni 1995.

Stepashin kemudian diganti pejabat sementara Anatoly Safonov. Safonov cuma sebulan, lalu pada 24 Juli 1995 ia diganti Mikhail Barsukov. Barsukov mantan perwira menengah KGB yang bertugas di Kremlin. Pada Juni 1996, Barsukov diganti Nikolay Kovalyov, politisi Rusia. Namun, sejak 1974, Kovalyov sebenarnya sudah bergabung ke KGB. Pada 25 Juli 1998, Presiden Boris Yeltsin menunjuk Vladimir Putin untuk mengepalai FSB. Putin hanya setahun di FSB, dan ia lantas diganti Nikolai Patrushev pada 9 Agustus 1999. Pada tahun 1975, Patrushev direkrut KGB. Ia sohib karib Putin sejak keduanya bekerja di kantor KGB Leningrad pada dekade '70an.

Ketika Putin menjadi Presiden Rusia pada 7 Mei 2000, Putin tetap mempertahankan Patrushev untuk mengepalai FSB. Cukup lama Patrushev di FSB, yakni delapan tahun. Ia baru diganti oleh Alexander Bortnikov pada 12 Mei 2008. Bortnikov termasuk lingkaran dalam Putin hingga kini. Menariknya, internal FSB juga terus menggali sejarah bagaimana cara menjaga keamanan, harkat dan martabat Rusia sejak era kekaisaran. Kian banyak arsip-arsip masa lalu di Rusia, kini dikaji kembali. Tujuannya, untuk mengetahui lebih banyak cara efektif mengamankan kepentingan negara dan rakyat Rusia saat ini.

Dalam berbagai kesempatan, Vladimir Putin secara terbuka mengakui pentingnya warisan pra-revolusi dari badan intelijen Rusia. Dalam pidatonya tahun 2020 untuk memperingati 100 tahun dinas intelijen Rusia, ia mencatat bahwa pegawai intelijen dan keamanan negara Rusia saat ini melanjutkan tradisi tidak hanya dari para pendahulu Bolshevik mereka tetapi juga dari mereka yang mengabdi pada Rusia pra-revolusi. Artinya, cara-cara untuk mengamankan negara, rakyat serta bangsa Rusia bersifat lintas sejarah. Tidak menafikan cara era kekaisaran Rusia.

Akhirulkalam, sebagai lembaga intelijen, FSB ternyata tidak sesangar KGB pada masa perang dingin. Berbagai operasi intelijen seperti pengumpulan informasi lalu dianalisa, dan juga operasi kontra-intelijen dari FSB, berlangsung tanpa gempita layaknya di masa KGB dulu. Namun, satu hal yang penting, FSB tetap meletakkan kepentingan Rusia yang utama manakala berhadapan dengan negara-negara lain.

*Penulis adalah periset dan akademisi

ikuti terus update berita rmoljatim di google news