Presiden Amerika Serikat Donald mengusulkan "Deal of the Century" atau kesepakatan abad ini. Namun, hal ini justru mendapat banyak penolakan dan kecaman. Tidak terkecuali dari Iran.
Bagi Menteri Luar Negeri Iran Mohamad Javad Zarif, rencana perdamaian Timur Tengah yang digadang-gadang sebagai kesepakatan abad ini justru akan menjadi "pengkhianatan abad ini". Dan itu adalah mimpi buruk bagi kawasan.
- Unras Omnibus Law di Surabaya Mereda
- Jenazah Prof Azra Dishalatkan di Auditorium UIN Jakarta
- Wukuf di Arafah 27 Juni, Jemaah Haji Mulai Berangkat Bertahap dari Hotel
Dikatakan oleh Dutabesar Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad, "Deal of the Century" itu juga terbukti dirancang tanpa menerapkan, bahkan memperhatikan indikator-indikator internasional seperti norma dan peraturan yang berlaku.
"Ketika kami mempelajari posisi indonesia terhadap kesepakatan abad ini, kami juga sepakat," jelas Azad di kediamannya, Jalan Madiun, Menteng, Jakarta dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (4/2).
Azad mengungkapkan, kesepakatan tersebut bak cinta satu arah, di mana kedua pihak tidak dirangkul. Dengan kata lain, "Deal of the Century" hanyalah hasil negosiasi dari Amerika Serikat dengan rezim zionis Israel.
"Seperti amanah yang disampaikan dalam UUD 1945, Indonesia harus melawan berbagai bentuk penjajahan, dan tentu rezim zionis Israel tengah menjajahi berbagai lahan dari negara Palestina. Dan ini merupakan tindakan hegemon," terangnya.
Pada pekan ini, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) juga melakukan pertemuan darurat untuk membahas kesepakatan tersebut. Walaupun Iran mendapatkan kendala dari Arab Saudi sehingga tidak dapat menghadiri pertemuan tersebut, namun OKI sepakat menolak rencana perdamaian di Timur Tengah yang diusulkan Trump.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sejarah Baru, Populasi Dunia Capai Delapan Miliar
- Pesawat Rimbun Cargo Hilang Kontak di Papua
- ODGJ Ngamuk, Petugas Gabungan Dinsos dan Satpol PP Gresik Kewalahan