Utang negara era pemerintahan Joko Widodo semakin lama bertambah banyak. Belum lagi, kekhawatiran adanya hantaman krisis global yang tentu bakal berdampak kepada kondisi perekonomian negara.
- Demokrat Mengendus Upaya Terorganisir Tunda Pemilu
- Sri Mulyani Hingga Luhut Layak Dicopot, Jokowi Berani Tidak?
- Besok, KPK Resmikan Gedung Penyimpan Barang Sitaan Korupsi di Cawang Jakarta Timur
Menurut mantan Menteri Keuangan RI Fuad Bawazier, pemerintah kurang apik menjaga dan mengelola keuangan negara terlebih melakukan simulasi utang yang dikatakannya tidak bijak alias ugal-ugalan.
“Tidak mampu bikin simulasinya. Kasihan generasi atau pemerintah yang akan datang yang harus pusing tujuh keliling mengatasi utang yang ditinggalin ini,” kata Fuad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/1).
Dia menambahkan, untuk mengandalkan hasil ekspor batubara dan nikel, belum cukup untuk menambal utang negara yang sudah hampir Rp 7.700 triliun itu.
Pasalnya, hasil ekspor batu bata dan nikel merupakan milik perorangan atau perusahaan bukan negara.
“Itu milik orang lain bukan pemerintah atau BUMN. Hasil devisanya juga tidak ada di Indonesia. Katanya ekspor naik tapi cadangan devisanya malah turun. Kacau sekali pemerintah ini,” demikian Fuad Bawazier.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- JMSI Minta Dewan Pers Kawal Kasus Penembakan Pimpinan RMOL Bengkulu
- Didukung Kiai Thoifur dan Keluarga, Cak Imin: Insya Allah Kita Menang
- DPRD Banyuwangi Ditantang Bikin Surat Pernyataan Tolak Usulan Perpanjangan Masa Jabatan Kades 9 Tahun