Keraguan terhadap vaksinasi semakin menguat setelah munculnya mutasi terbaru dari Covid-19 strain Inggris B117 dan strain Brazil P-1.
- Kemenkes Hentikan Penyuntikkan 448.480 Dosis Vaksin AstraZeneca, Ini Alasannya
- Antisipasi Gelombang Ketiga, Wamenkes Minta Pemda Buat Terobosan untuk Percepat Vaksinasi
- Data Kematian Hilang, Penanganan Pandemi makin Suram
Vaksin Nusantara berpeluang menjadi jalan keluar untuk menghadapi mutasi virus Corona yang kabarnya sudah beranak pinak hingga mencapai 4.000 strain.
Dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Ketua Umun Partai Rakyat Demokratik (PRD) Agus Jabo Priyono meminta publik untuk menghentikan pro-kontra mengenai vaksin nusantara yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan Terawan dan mendukung para periset dan tim Universitas Diponegoro.
"Inovasi yang dilakukan anak bangsa untuk menghadapi pandemi harus diapresiasi. Pernyataan-pernyataan nyinyir dari sesama ahli seharusnya dapat dihindari," ujar Jabo, Minggu (7/3).
Lebih lanjut, alumnus UNS Solo tersebut menyatakan bahwa pemerintah tak boleh cepat berpuas diri dengan ketersediaan 30 juta vial vaksin dari berbagai produk yang mereka miliki saat ini. Sebab, efektivitas vaksin-vaksin itu untuk menghadapi varian baru Covid masih diperdebatkan karena bahan pembuatan vaksin tersebut adalah virus Covid-19 generasi Wuhan.
Ada baiknya, kata Jabo, pemerintah mendorong percepatan ujicoba Vaksin Nusantara. Ujicoba vaksin merupakan langkah yang harus dilakukan agar pemerintah dapat menilai kualitas dan efektifitas vaksin itu secara adil.
"Dari informasi yang saya dapatkan, Vaksin Nusantara dibuat menggunakan metode mutakhir dan berlaku seumur hidup. Vaksin didapat dari sel tubuh masing-masing individu. Sehingga, sesuai dengan strain atau jenis virus di dalam tubuh setiap orang," jelasnya.
Jabo menyerukan agar para ilmuwan Indonesia bersatu mendukung proyek Vaksin Nusantara, agar karya tersebut dapat menjadi sumbangsih bersama kalangan ahli vaksin dalam negeri bagi umat manusia.
Jabo menilai, tidak etis jika masih ada dokter atau ilmuwan yang justru 'menyerang' dan mendeskreditkan Vaksin Nusantara di saat bangsa ini sedang memerlukan jalan keluar yang cepat dari pandemi Covid-19.
"Sebagai ilmuwan, mereka seharusnya membantah atau menyempurnakan Vaksin Nusantara berdasarkan penelitian sehingga menjadi kontribusi yang produktif bagi upaya bangsa ini keluar dari pandemi," tandas dia.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ditargetkan Tuntas September 2024, Dinkes Siapkan SDM hingga Alkes untuk RSUD Surabaya Timur
- PKB Jatim Rayakan Idul Adha dengan Berkurban 1000 Ekor Sapi dan Kambing
- Jakarta dan Kepri Penyumbang Tertinggi Kasus Positif Covid-19