Dua tukang becak lansia, yang biasa mangkal di gang 3 jalan Trunojoyo Kelurahan Kepatihan Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, bisa menunaikan ibadah umroh, di tengah krisis ekonomi akibat Covid-19.
- Pemkot Surabaya Terus Evaluasi Operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Area Mal Cito
- Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Di Kediri
- Pesan Gubernur Khofifah kepada Bos Maspion Group Alim Markus: Jangan Ada PHK di Jawa Timur
Keduanya adalah Samsul Arifin, alias pak Erwin dan Pak Yanti, masing-masing warga Jalan Letjen Sutoyo Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
Sebab, dengan modal sebuah becak, dibantu sang isteri berjualan kopi, bisa mengunjungi Baitullah, untuk melaksanakan Ibadah umroh.
Video percakapan kedua tukang becak, Samsul Arifin dengan seseorang yang juga sedang melaksanakan ibadah umroh, yang merekam kegiatan tersebut, tersebar di berbagai WA Group (WAG) warga Jember dan media sosial lainnya seperti Group Facebook.
"Anikah bedeh warga kota Jember, sakaluarga bisa umroh, padahal becak (Ini ada 2 orang dari kota Jember, satu keluarga bisa umroh, padahal tukang becak)," ucap perekam video mengawali percakapannya dalam bahasa Madura, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu ( 5/03).
Dalam rekaman video berdurasi sekitar 5 menit ini, Samsul Arifin mentakan bahwa tekat untuk melaksanakan ibadah Haji dan Umroh, sudah muncul puluhan tahun yang silam, saat masih berusia muda.
Niatnya disampaikan kepada isterinya, sambil berjualan kopi, di jalan Trunojoyo.
Sebagai tukang becak, rasanya sulit untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. Namun pria, yang biasa dipanggil pak Ripin ini, memiliki siasat dan trik untuk memuluskan niatnya, hingga bisa menunaikan ibadah umroh tahun 2022 ini.
Saat duduk bersama istrinya, dia mengutarakan niatnya isterinya untuk ke Baitullah. Yakni memiliki, tekad bulat dengan gemar menabung, dengan menjalani hidup sederhana dan berdoa.
"Mulai gen sateyah, mon mareh Maghrib cak ocaan melle nasek pecel lema ebuh, tak usa melle pecel, katabung beih. Ngakan pohong beih. ( mulai dari sekarang, kalau setelah Maghrib biasa membeli nasi pecel Rp. 5.000, berhenti membeli, ditabung saja. Makan ketela pohon saja)," ujar pria yang biasa disapa pak Ripin, mengenang saat pertama berkeinginan umroh puluhan tahun lalu.
"Bahkan rela setiap hari, makan ketela pohon, demi bisa umroh," sambungnya.
Dia juga menjelaskan sudah tidak ingat lagi, sejak kapan dia menabung, dengan hasil mengayuh becaknya setiap hari. Yang jelas begitu dapat uang, langsung dikumpulkan dan ditabung. Dengan pertolongan dan Ridlo Allah, akhirnya bisa berangkat umroh, disaat pandemi Covid-19 tahun 2022 ini.
"Tek temmoh taonah nak, nabung ( tidak diketahui berapa tahun, menabung)," jelas dia, menjawab pertanyaan perekam berapa lama menabung.
Dijelaskan Arifin, bahwa bersama pak Yanti, berangkat umroh mendadak, sekitar seminggu mendapatkan informasi dia langsung mendaftar dan berangkat. Sehingga banyak tetangganya tidak tahu, dia berangkat umroh," kata dia saat duduk santai di pelataran maktab atau hotel tempat rombongan menginap.
Saat ditanya, apakah tidak berkeinginan untuk berangkat haji, dia juga menjelaskan sudah daftar haji pada tahun 2015 lalu. Namun karena berangkat haji Masih lama, oleh sang isteri diminta umroh terlebih dahulu.
Karena itu, pada tahun 2020 dia kemudian daftar umroh dahulu. Namun saat hendak berangkat, pada bulan Februari 2020, Covid-19 mulai masuk Indonesia.
"Saat itu, ia batal berangkat umroh. Padahal dia sudah selamatan untuk berangkat umroh. Saya akhirnya seminggu sakit dan menangis setiap hari, karena gagal berangkat," katanya.
Ini tukang yang perlu dicontoh, memiliki tekad yang kuat untuk haji dan umrah. Dia tukang becak bisa umroh dan bisa haji.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Panen Raya Padi di Tuban, Gubernur Khofifah : Jatim Mampu Jadi Produsen Padi Tertinggi Nasional Selama 4 Tahun Berturut-turut
- Soal Kebakaran Toko Elektronik di Jalan Kranggan, Ini Kata Risma
- Ada 6 Indikator Penilaian, Asesmen Kemenkes Surabaya Berstatus Level 1