Menjelang masa jabatan Presiden Joko Widodo pada tahun politik 2024, muncul wacana pengusungan sebagai calon wakil presiden (cawapres) bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
Namun, beberapa pihak memperkirakan upaya itu tak akan diamini mantan Walikota Solo itu.
"Saya termasuk mazhab yang enggak yakin Jokowi mau digandeng menjadi wakil presiden untuk Prabowo," kata Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (17/9).
Dosen politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu berpendapat, keengganan Jokowi diplot menjadi cawapres Prabowo bisa dilihat dari nihilnya respons mengenai wacana ini.
"Jokowi mungkin masih lebih tertarik dengan ide tiga periode. Faktanya presiden Jokowi cenderung selama ini membiarkan wacana tersebut terus dipancarkan inner circle pendukung beliau," tuturnya.
"Ditambah lagi, Presiden Jokowi mengatakan itu sah-sah saja karena bagian dari suara demokrasi," sambungnya.
Maka dari itu, Pangi menyimpulkan wacana pengusungan Jokowi menjadi cawapres sulit terealisasi, meski konstitusi tidak melarang presiden yang pernah menjabat sebagai presiden selama dua periode maju sebagai cawapres.
"Belum ada jaminan duet Prabowo-Jokowi bakal melenggang mulus ke kursi Istana. Sebab, bagaimanapun kalau ke depan approval rating terus turun, maka citra, elektabilitas Jokowi ada kemungkinan redup," demikian Pangi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
- Prabowo Hapus Kuota Impor, Ra Huda Ingatkan Nasib Petani Garam Madura
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029