Rakor percepatan penurunan stunting (TPPS) Kabupaten Jember dan pelaksanaan intervensi pencegahan stunting, telah usai digelar pelosok Dusun Ujung Babi Desa Gunungmalang, Kecamatan Sumberjambe, Kamis (11/7) kemarin.
- Agenda Paripurna, Jawaban Bupati Madiun Atas Pandangan Umum Fraksi DPRD
- Sekelompok Orang Tak Dikenal Pakai Cadar Serang Pria Cafe di Tuban
- Rampung Ikuti Retreat, Gubernur Khofifah Komitmen Implementasikan Sinergi Nawa Bhakti dan Asta Cita
Dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Jember, yang juga ketua TPPS, KH. Muhammad Balya Firjaun Barlaman, alias Gus Firjaun menemukan fakta mengejutkan usai melaunching Pos Menyala (Posyandu Melayani Segala Usia). Yakni adanya seorang remaja putri masih di bawah umur (16), telah hamil.
"Pencegahan stunting diperlukan adanya kerjasama dan kolaborasi semua unsur termasuk masyarakat, dan dilakukan secara komprehensif dari hulu hingga hilir, untuk mewujudkan zero Stunting di Kabupaten," ucap ketua TPPS, yang biasa disapa Gus Firjaun ini, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (12/7).
Dia juga menjelaskan bahwa Kegiatan ini, merupakan rangkaian dari kegiatan memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas), sekaligus memberikan bantuan makanan tambahan (BMT) kepada ibu hamil dan balita.
Selain itu, juga melaunching satu inovasi dari pemerintah Kecamatan Sumberjambe, yang diberi nama Pos Menyala. Jadi posyandu ini, tidak hanya balita dan bumil saja, tapi melayani semua usia dari balita, remaja, catin ( Calon Pengantin) hingga yang sepuh dan bekerjasama dengan Balai KB.
Menurut Gus Firjaun, pengamanan stunting perlu sinergi kolaborasi dan akselerasi melibatkan semua elemen masyarakat dinilai kerjasama yang baik.
Dia juga mengaku optimis setelah melihat pihak pemerintah dan masyarakat, kalau terus melakukan kolaborasi dan bersinergi satu dan yang lainnya, maka kasus stunting di Kecamatan Sumberjambe bisa teratasi dengan baik.
Terkait masih tingginya kasus Stunting di Sumberjambe, kemungkinan upaya yang dilakukan sebelumnya, hanya dari sisi penanganan saja, tapi belum sampai di pencegahan.
"Jadi hanya penanganan di hilir, kalau penanganan di hilir, tanpa serentak dengan pencegahan di hulu, ini akan sulit nantinya. Ketika sudah ditangani ternyata muncul lagi kasus stunting yang baru," bebernya.
Karena berdasarkan temuan di wilayah kecamatan Sumberjambe, (di hulu) masih banyak pasangan yang nikah di usia muda. Ada bumil (ibu hamil) usia 16 tahun.
Oleh karena itu, lanjut Gus Firjaun, dengan adanya intervensi serentak, seluruh kader maupun komponen masyarakat lainnya, kaitan dengan pencegahan di hulu, bukan mustahil zero Stunting segera dicapai.
"Termasuk penyebabnya seperti pernikahan anak dibawah umur, kurangnya soal informasi kesehatan, terutama kespro (kesehatan reproduksi). Nah ini ketika ditangani dengan baik, seluruh RT dan RW bergerak bersama, saya yakin segera bisa ada percepatan penurunan. Tidak hanya penurunan,tapi percepatan juga," katanya.
"Ini sangat bagus karena konprehensif dan kami berharap inovasi ini bisa ditiru oleh kecamatan-kecamatan yang lainnya," sambungnya.
Dia berharap pemerintah setempat, bisa menggandeng pihak ketiga, seperti swasta, perguruan tinggi, tokoh agama dan tokoh masyarakat, termasuk juga dari media. Media dibutuhkan informasi dan kampanye tentang penurunan stunting di Kabupaten Jember.
Senada disampaikan Camat Sumberjambe, Umar Faroek. Dia menjelaskan, bahwa sesuai dengan arahan Ketua TPPS Jember, Gus Firjaun, semuanya bersama-sama bersinergi dengan seluruh unsur di wilayah Kecamatan Sumberjambe.
Karena itu , pihaknya menggelar rakor pelaksanaan intervensi serentak penanganan stunting dimulai dari hulu terlebih dahulu. Karena di bulan Juli 2024 ini, untuk intervensi serentak, semua unsur harus terlibat terhadap penurunan stunting. Apalagi angka stunting di Kabupaten Jember masih cukup tinggi, termasuk di kecamatan Sumberjambe.
"Ini bentuk sinergitas bersama dengan semua unsur, termasuk tokoh agama, masyarakat, dari hulu hingga hilir terkait penanganan stunting khususnya di wilayah sumberjambe," jelas mantan Camat Kalisat Kabupaten Jember ini.
Dia juga menjelaskan bahwa program Pos Menyala, merupakan inovasi dari Puskesmas Sumberjambe, yang akan melayani seluruh masyarakat seluruh Desa di Kecamatan Sumberjambe.
"Kalau Posyandu selama ini, hanya menangani balita dan ibu hamil saja. Tapi dengan inovasi Pos Menyala, tidak hanya melayani Balita dan bumil, tapi melayani semua usia, termasuk konseling bagi Catin (calon pengantin) maupun para lansia. Mereka bisa melalukan pemeriksaan kesehatan, maupun yang lainnya," terangnya.
Melalui layanan ini, lanjut dia, untuk intervensi penanganan stunting serentak mulai dari hulu seperti pembinaan Catin itu harus dipersiapkan. Terutama bagi remaja putri minimal mereka mendapatkan sosialisasi bahwa usia menikah harus diatas 19 tahun.
"Sementara di wilayah Kecamatan Sumberjambe, masih cukup banyak perkawinan anak dibawah umur. Tadi saja Pak Wabup waktu berkunjung sempat menemui ibu hamil umurnya masih 16 tahun," katanya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Di Jember Ada Desa yang Mendekati Zero Stunting
- Data Stunting Jember Tinggi, Perusahaan Farmasi Nasional dan BKKBN Pusat Turun Tangan
- Ketua DPRD Jember Ajak Pengurus NU Kecamatan dan Desa Bantu Tekan Stunting