Warga Kelurahan Balongsari Gotong Royong Uruk Jalan Bekas Galian Gorong-gorong, Kontraktor Kabur

Warga Balongsari Dalam, RT 07 dan RT 04 RW 01, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Tandes, gotong royong menguruk jalan bekas galian gorong-gorong/Ist
Warga Balongsari Dalam, RT 07 dan RT 04 RW 01, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Tandes, gotong royong menguruk jalan bekas galian gorong-gorong/Ist

Warga Balongsari Dalam, RT 07 dan RT 04 RW 01, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Tandes, Surabaya, akhirnya bergotong royong menguruk jalan bekas galian box culvert alias gorong-gorong. 


Ya, akibat dari pengerjaan gorong-gorong, warga RT 04 dan RT 07 merasa dirugikan. Sebab jalan yang digali tidak layak untuk dilewati. 

Pantauan di lapangan, akibat pengerjaan tersebut, kondisi jalan lebih tinggi dari gorong-gorong. Sehingga seperti ada lubang besar. 

Menurut ketua RT 04, Moch. Sueb, seharusnya jalan bekas galian diperbaiki pasca pengerjaan. Sayangnya, kontraktor keburu kabur. 

"Harusnya diperbaiki. Minimal kondisi jalan dikembalikan seperti semula. Itu kan jalan warga. Akibat kondisi jalan yang tidak layak tersebut, banyak orang yang harus berhati-hati melintas," kata Sueb pada Kantor Berita RMOLJatim.

Sueb menjelaskan, jalan tidak layak itu juga menyebabkan celaka orang-orang. 

"Salah satunya tukang sampah yang melintas. Dia membawa motor dan bak sampah. Saat melintas motor dan bak sampah terguling. Mungkin tukang sampah trauma melintas di wilayah kami. Yang kami khawatirkan, jika tukang sampah tidak mau mengambil sampah di wilayah kami. Masa warga harus buang sampah di sungai," jelasnya. 

Selain itu, sebelum jalan diuruk warga, tidak sedikit warga yang melintas terjatuh. 

"Memang kondisinya parah sekali. Kalau dibiarkan akan terus memakan korban. Akhirnya warga sendiri yang berinisiatif menguruk meski mereka geram dengan pihak kontraktor yang kabur," urainya. 

Hal lain yang membuat Sueb geram, saat pengerjaan gorong-gorong, gapura RT 04 dibongkar dan tidak dikembalikan seperti semula. Sementara kontraktor sebelumnya berjanji akan mengembalikan gapura ke tempatnya semula.

"Sekarang gapura kami dibiarkan tergeletak di gang. Kontraktornya berbohong. Dan sekarang malah kabur," tandasnya. 

Sebelumnya Lurah Balongsari, Minarni mengaku tidak habis pikir dengan kontraktornya. Dia juga mengaku geram. Padahal usai pengerjaan gorong-gorong, kontraktornya sudah dibayar lunas.

"Kami sudah bayar lunas. Saya sampai heran," aku Minarni geram. 

Kendati demikian Minarni tidak mau menyebutkan nama kontraktor yang tidak bertanggungjawab tersebut. Hanya saja dia bilang, bahwa kontraktor tersebut temannya RW 01. 

"CV nya itu kenalannya pak RW 01," ucap Minarni yang kapok menggunakan jasa kontraktor tersebut.

Sementara Kasi Trantip Kelurahan Balongsari, Hakim mengaku sudah beberapa kali menghubungi pihak kontraktor. Namun sama sekali tidak ada itikad baik untuk mengembalikan jalan warga pasca pengerjaan gorong-gorong. 

"Saya sudah hubungi kontraktornya, katanya akan datang. Tapi setelah itu mereka sulit merespon lagi," ujar Hakim.

Hakim sendiri lantas mencoba menghubungi ketua RW 01, Soedjoko, agar dibantu untuk komunikasi dengan pihak kontraktor. Pasalnya, dia merasa kesulitan menghubungi yang bersangkutan. Namun demikian, sampai detik ini belum ada respon balik dari pihak kontraktor. 

Kepada Kantor Berita RMOLJatim, Hakim mengatakan bahwa pihak kontraktor saat dihubungi berjanji sedang menyiapkan bahan dan tukangnya.

"Masih disiapkan bahan dan tukangnya pak," kata Hakim meneruskan pesan dari kontraktor. 

Ditambahkan Hakim, kontraktor berjanji akan memperbaiki jalan warga mulai Jumat atau Sabtu. Sayangnya, janji itu tinggal janji. Warga yang tidak mau pengguna jalan jadi korban lagi, kemudian ramai-ramai bergotong royong. Beberapa warga ada yang berinisiatif swadaya membeli bahan bangunan. 

Sebenarnya warga RT 04 sudah merasa risih dengan jalan tidak layak untuk dilewati. Bahkan beberapa warga mengancam akan membuang sampah di sungai jika tukang sampah tidak mau memgambil sampai di wilayah tersebut. 

"Enak mereka (kontraktor) yang dapat duitnya, terus jalan dibiarkan rusak. Terus kami yang dirugikan. Kalau memang tidak mau mengembalikan jalan warga, kenapa dulu menggarap gorong-gorong. Warga sudah kompromi, tapi kontraktornya tidak tanggungjawab," tutur salah satu warga RT 04.

Sementara warga RT 07 mengatakan, bahwa proyek gorong-gorong itu sebaiknya dulu tidak dikerjakan kalau memang tujuannya 'merusak'. 

"Kita ga mau lagi dibohongi. Lain kali jangan ada lagi proyek semacam ini. Yang ada cuma merusak dan mencelakakan warga," kata salah satu warga RT 07 saat kerja bakti menguruk jalan.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news