Warga Minta kebijakan Full day School Dikaji Ulang

Sekolah sehari penuh atau full day school kembali ditentang masyarakat. Gara Gara FDS jumlah anak Ngaji menurun.


"Saya juga sama. Anak saya capek pulang sekolah. Tapi bagaimana lagi, tetap saya paksa mengaji setelah Maghrib,” jelas Renville.

Namun Warga menyatakan, TPQ tidak bisa dilaksanakan usai Maghrib karena pada waktu tersebut digunakan untuk sekolah diniyah (sekolah mendalami agama).

"Meski bukan termasuk bidang saya, ini aspirasi yang sangat baik dan nanti tetap akan kami sampaikan kepada komisi yang membidangi," jawab anggota Komisi C (Bidang Keuangan) ini.

Sementara itu, keluhan lainnya yang muncul dalam reses itu adalah soal infrastruktur. Hal itu malah disebutkan Renville tanpa menunggu pertanyaan warga.

"Meskipun belum ditanyakan, saya tahu pasti salah satu yang diminta adalah pengaspalan jalan ini dan pelengsengan di belakang situ," ucap Renville sambil tersenyum, disambut tawa warga.

Ada juga warga yang mengeluhkan kacang lupa kulitnya. Ungkapan ini ditujukan kepada wakil rakyat yang dinilai melupakan konstituennya.

"Ungkapan kacang lupa kulitnya itu sulit hilang karena munculnya sangat subjektif. Anggota Dewan itu dianggap bisa menyelesaikan semua masalah. Bahkan sampai urusan pribadi ada yang minta bantuan," kata Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim ini.

Renville mencontohkan, ada 497 orang yang meminta bantuan untuk memasukkan anaknya sekolah.


"Tidak mungkin saya bisa memenuhi semua permintaan pribadi semacam itu. Tapi alhamdulillah, tahun 2019 mendatang SMA/SMK di Jawa Timur gratis. Anggarannya akan ditandatangi DPRD Jatim bulan ini," ungkap Renville.[bdp]


ikuti terus update berita rmoljatim di google news