Beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterima warga miskin di Lamongan tidak layak konsumsi. Beras bantuan progam dari Kemensos ini dipenuhi ulat dan kutu hingga menimbulkan bau tak sedap.
- Pesantren di Solokuro Lamongan: Dari Musala kini Punya Ratusan Santri Penghafal Quran
- Visitasi Sukses, Institut Pesantren Sunan Drajat (Insud) Lamongan Bakal Menjadi Universitas di Tahun Ini
- Update Data Korban dan Penyebab Terbakarnya Dua Kapal Di Perairan Paciran Lamongan
Siti, Salah seorang penerima bantuan menuturkan, beras yang diterimanya merupakan kualitas rendah dan bila dimasak cepat basi. Meski demikian, Ia tetap memasaknya lantaran faktor ekonomi.
"Tidak layak mas, jelek sekali berasnya. Baunya apek dan berasnya sering ada kutunya jika di makan nasinya kaya karak dan pernah aku buang karena sudah basi," ungkapnya pada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (5/6).
"Biar baunya gak terlalu enak, beras itu saya campur dengan beras yang saya beli dari toko dan kalau beras itu dimasak dengan tidak dicampuri beras yang bagus tidak enak rasa dan baunya," keluhnya.
Siti menjelaskan, pada awal ia memperoleh jatah beras BPNT, beras tersebut dalam keadaan bagus dan layak untuk dikonsumsi. Namun sejak saat itu, ia sudah tidak lagi menerima beras yang baik.
"Awalnya berasnya bagus tidak mesti berasnya jelek terus kadang juga bagus . Tapi beberapa bulan terakhir ini berasnya jelek terus dan kita juga mau protes gak berani alasannya nanti malah gak dapat jatah beras setiap bulannya malah susah Saya," ungkapnya.
Dalam satu paket bantuan tersebut, Siti biasanya menerima 14 butir telur ayam, kacang dan juga buah. Terkadang buah yang dibagikan kepadanya sudah dalam kondisi busuk dan terpaksa ia buang.
"Tidak mesti mas, kadang dapat kentang, buah pir 3 biji dan juga kentang dan buahnya sering saya terima sudah dalam keadaan membusuk. Kalau busuk ya tak buang mas," terangnya.
Hal serupa juga diungkapkan Ngatiah. Perempuan berusia 60 tahun ini mengatakan, Ia kerap menjual beras bantuan BPNT yang diterimanya karena tidak layak dikonsumsi. Hasil penjualan beras BPNT tersebut kemudian dibelikan beras yang lebih bagus.
"Tak jual mas terus saya belikan beras baru lagi, kalau gak gitu beras ini saya tukarkan ke toko sembako dengan kebutuhan pokok lainnya," tandasnya.
Keluhan terhadap rendahnya kualitas beras bantuan BPNT ini terjadi di beberapa Kecamatan di Lamongan. Diantaranya, Babat, Maduran. Buruknya beras bantuan BPNT juga dikeluhkan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) asal Desa Kebalan Kulon, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pesantren di Solokuro Lamongan: Dari Musala kini Punya Ratusan Santri Penghafal Quran
- Visitasi Sukses, Institut Pesantren Sunan Drajat (Insud) Lamongan Bakal Menjadi Universitas di Tahun Ini
- Update Data Korban dan Penyebab Terbakarnya Dua Kapal Di Perairan Paciran Lamongan