Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan negara-negara untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan meski sudah memulai vaksinasi Covid-19.
- Pemkot Surabaya Tingkatkan Akses Vaksinasi dan Skrining Kesehatan untuk Cegah Pneumonia
- Tekan Angka DBD Di Jatim, Benjamin Kristianto Minta Pemerintah Gencarkan Vaksin
- Penderita DBD di Jatim Meningkat, Khofifah Ajak Warga Lakukan 3M Plus dan Vaksinasi
Kepala ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan mengatakan, meskipun banyak negara sudah memulai meluncurkan program vaksinasi, tetapi herd immunity sangat tidak mungkin terjadi pada tahun ini.
"Bahkan saat vaksin mulai melindungi yang paling rentan, kita tidak akan mencapai tingkat kekebalan populasi atau herd immunity pada tahun 2021," ujarnya, seperti dikutip AP.
"Bahkan jika itu terjadi di beberapa negara wilayah, di beberapa negara, itu tidak akan melindungi orang di seluruh dunia," tambahnya.
Para ilmuwan pada umumnya memperkirakan, untuk mendapatkan herd immunity dibutuhkan vaksinasi pada 70 persen populasi. Tetapi beberapa pakar khawatir ambang batas itu harus lebih tinggi karena sifat virus corona yang mudah menular.
Sejauh ini, sejumlah negara sudah memulai vaksinasi Covid-19, seperti Inggris, Amerika Serikat (AS), China, Prancis, Kanada, Jerman, Israel, hingga Belanda.
Tetapi penasihat direktur jenderal WHO Bruse Aylward menyerukan agar komunitas global lebih berbuat banyak untuk memastikan akses vaksin ke semua negara.
"Kita tidak dapat melakukannya sendiri," ujar Aylward.
Mayoritas pasokan vaksin Covid-19 dunia saat ini sudah dibeli oleh negara-negara kaya. Meski PBB mendukung inisiatif Covax yang bertujuan untuk memberikan vaksin ke negara-negara miskin dan berkembang.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya Tingkatkan Akses Vaksinasi dan Skrining Kesehatan untuk Cegah Pneumonia
- Tekan Angka DBD Di Jatim, Benjamin Kristianto Minta Pemerintah Gencarkan Vaksin
- Penderita DBD di Jatim Meningkat, Khofifah Ajak Warga Lakukan 3M Plus dan Vaksinasi