Dengan konsep pemanfaatan sumber daya alam secara maksimal dengan tetap menjaga kelestarianya, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rizqi Abadi yang berada di desa Kradinan Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun merintis wisata hutan.
- Bapenda Madiun Gelar Sosialisasi untuk Optimalisasi Pajak Daerah
- Mendikdasmen Gandeng Muslimat NU Kuatkan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
- Pemkot Surabaya Bakal Bongkar Jaringan Utilitas Bodong dan Telat Bayar Sewa
Wisata hutan yang diberi nama "Raden Sekar Park" tersebut dirintis sejak 2017. Saat itu LMDH Rizqi Abadi menerima SK KULIN-KK (Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan) yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Dungus Forest Park.
Bermodalkan SK KULIN-KK tersebut, LMDH Rizqi Abadi semakin bersemangat dalam pengelolaan lahan karena merasa terlindungi oleh landasan hukum yang kuat yaitu SK KULIN-KK.
Demikian disampaikan Sumedi, penyuluh hutan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Madiun yang juga sebagai pengelola wisata.
SK KULIN-KK tersebut berisi bahwa masyarakat sekitar hutan dapat memanfaatkan lahan perhutani selama 35 tahun.
"LMDH Rizqi Abadi mendapatkan kekuatan hukum yang lebih tinggi dan kuat dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu SK Perhutanan Sosial yang berkonsep KULIN-KK yang mana dalam SK tersebut LMPSDH Rizqi Abadi bermitra dengan Perhutani dalam pengelolaan usaha," ujar Sumedi kepada Kantor Berita RMOL Jatim, Senin (14/3).
Sumedi menjelaskan, kelompok mulai merintis wahana wisata hutan tersebut pada 2019, dan diresmikan pada 12 desember 2020.
"Konsep wisata tersebut adalah pemanfaatan Sumber Daya Alam secara maksimal dengan tetap menjaga kelestarianya secara super maksimal," kata Sumedi.
Wisata hutan ini menyuguhkan pemandangan hutan sono keling yang ditengangnya terdapat hamparan bunga, dengan kata lain taman bunga di tengah hutan.
Ada juga spot-spot foto dari mulai rumah hobit, sungai, sayap kupu-kupu, sayap malaikat, bak tumpah, taman kelinci, gazebo, kincir belanda, sangkar burung, jembatan antik, dan rumah pohon.
Selain itu pengelola juga menyiapkan lokasi outbond serta paket edukasi yaitu edukasi pengembangan porang, edukasi lebah madu, bumi perkemahan.
"Mulai spot foto, out bond hingga edukai pengembangan porang dan lebah madu ada," terang Sumedi.
Namun sayang, sejak pandemi Covid-19 wisata raden sekar park pengunjungnya semakin berkurang. Hingga pengelola harus mengurangi jumlah karyawannya.
"Alhamdulillah perjalanan wisata ini tergolong lancar, Namun saat pandemi Covid-19 merubah segalanya, pengunjung sangat sepi, padahal kelompok belum merasakan hasilnya bahkan pendapatan menurun drastis sehingga upaya penambahan pembangunan wisata terhenti total, jangankan untuk membangun, untuk bayar pegawai taman saja tidak cukup," keluh Sumedi.
Namun LMDH Rizqi abadi pantang menyerah, maju terus demi cita-cita yang mulia yaitu membangun desa wisata yang indah dengan tetap menjaga kelestarian hutan.
"Semoga cita-cita kami dapat dukungan dari pemerintah," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kota Surabaya Masuk Nominasi 3 Besar di Kompetisi PHBS dan LBS Tingkat Provinsi Jatim
- Pemkab Bondowoso Klaim Tak Hapus TPP ASN, Pembayaran Ditunda Hingga 2022
- Berkat Inovasinya, PO Bus Juragan 99 Trans Raih Dua Rekor MURI