Langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang melarang anggota bergaya hidup mewah atau hedon patut didukung.
- Minyakita Disunat, Kapolri Janji Lakukan Penindakan Hukum
- Posko Terpadu Nataru di Pelabuhan Tanjung Perak Diapresiasi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Gubernur Adhy Sebut Berkat Kolaborasi yang Hebat
- Pj. Gubernur Jatim Bersama Kapolri dan Panglima TNI Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
Ketua Umum Masyarakat Hukum Pidana dan Kriminologi (Mahupiki) Yenti Garnasih mendorong sanksi administrasi kepada anggota Polri yang melanggar larangan tersebut.
"Baguslah (larangan gaya hidup mewah), berikan sanksi sdministratif atau apalah strateginya, tidak dipromosi , digeser, ya tentu sebelumnya ditegur," kata Yenti, Jumat (28/10).
Yenti mengatakan Kapolri juga harus bisa memastikan larangan hidup mewah ini dipatuhi seluruh anggotanya, dari tantama sampai perwira. Menurutnya, pandangan masyarakat saat ini negatif dan apatis terhadap Korps Bhayangkara.
"Selain itu kasihan juga masih lebih banyak polisi yang baik, tapi ikut terdampak, gara-gara sebagian yang bergaya hedon," katanya.
Yenti menyatakan saat ini memang kepercayaan masyarakat kepada Polri merosot, padahal Korps Baju Cokelat sangat dibutuhkan. Ia pun tak ingin nantinya masyarakat main hakim sendiri karena sudah tak percaya polisi dan membuat kondisi semakin buruk.
"Ada permasalahan lain juga hedonnya darimana asal usulnya, sesuai dengan gajinya tidak? Ini PR terbesar Kapolri. Sekarang ini jadi terungkap semua dan tentu saja, kita prihatin," ujarnya.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya untuk untuk meninggalkan gaya hidup mewah. Listyo mengingatkan saat ini Korps Bhayangkara tengah menjadi sorotan publik.
Listyo menegaskan masalah gaya hidup mewah juga telah menjadi atensi dari Presiden Joko Widodo. Ia mendorong agar tak ada lagi anak buahnya yang memamerkan kekayaan dihadapan publik.
Meskipun diakuinya, kekayaan tersebut bisa jadi dari pihak keluarga yang berada di luar institusi Polri. Hanya saja, kata Listyo, situasi perekonomian saat ini sedang tidak baik.
"Saya kira masalah kebiasaan-kebiasaan menggunakan mobil-mobil bagus, motor gede, situasinya lagi tidak baik," ujar Listyo dikutip dari Instagram resminya @Listyosigitprabowo, Senin (24/10).
"Saya tahu mungkin keluarga rekan-rekan berangkat dari orang berada tapi saat ini bukan waktunya untuk untuk di pamerkan. Sehingga kemudian risiko-risiko terkait dengan hal-hal seperti ini bisa dikurangi," imbuhnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Minyakita Disunat, Kapolri Janji Lakukan Penindakan Hukum
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran