Yoesoep Edhie Rachmad Raih Gelar Doktor dengan Kajian Viral Marketing dan Gimmick Marketing

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Yoesoep Edhie Rachmad resmi meraih gelar doktor setelah sukses mempertahankan disertasi bertemakan Viral Marketing dan Gimmick Marketing dalam ujian di Program Doktoral Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya (STIESIA). Dalam penelitiannya, Yoesoep membahas secara mendalam bagaimana perubahan perilaku konsumen dapat dimediasi oleh Influencer Marketing, yang berperan penting dalam memviralkan produk dan membentuk transformasi pola konsumsi masyarakat.


Menurut Yoesoep, strategi Viral Marketing dan Gimmick Marketing tidak hanya relevan dalam dunia pemasaran digital, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang yang signifikan bagi dunia usaha. Ia menjelaskan bahwa perilaku konsumen saat ini telah mengalami perubahan fundamental, dari yang sebelumnya pasif menjadi lebih aktif, menciptakan hubungan yang lebih dinamis antara konsumen dan produk.

“Dengan adanya Influencer Marketing, konsumen kini tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi mereka juga ikut berperan dalam mempromosikan produk sebagai co-creator, seperti affiliator,” ujar Yoesoep usai ujian disertasi.

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari riset yang telah dilakukannya melalui empat bukunya sebelumnya, yaitu The Evolution of Consumer Behavior, Transforming Digital Consumers, The Future of Influencer Marketing, dan Digital Marketing Theory. Dalam disertasinya, Yoesoep menjelaskan bahwa media sosial, terutama melalui pendekatan Viral Marketing, memiliki kekuatan besar dalam mengubah pola pikir konsumen. Transformasi ini dipicu oleh hadirnya variabel baru berupa konsumen aktif yang tidak hanya menerima informasi, tetapi juga turut berperan dalam promosi produk melalui interaksi digital.

“Dengan adanya variabel baru ini, konsumen tidak hanya membeli, tetapi juga terlibat aktif dalam proses pemasaran,” kata Yoesoep.

Lebih lanjut, Yoesoep menjelaskan bahwa fenomena ini tidak hanya relevan dalam pemasaran, tetapi juga memiliki dampak pada bidang lain, seperti politik dan hukum. Kehadiran influencer yang memediasi pesan dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap berbagai isu, baik dalam dunia bisnis maupun masyarakat luas. Yoesoep melihat bahwa transformasi perilaku ini berpotensi mengubah banyak aspek kehidupan yang sebelumnya didominasi oleh pendekatan konvensional.

“Dalam konteks politik, misalnya, influencer dapat memediasi pesan yang mampu mengubah cara pandang masyarakat terhadap isu-isu tertentu,” tambahnya.

Yoesoep juga menekankan bahwa penelitian ini memiliki manfaat besar bagi masyarakat dan pelaku digital. Bagi pelaku bisnis, hasil penelitian ini bisa menjadi panduan strategis dalam menciptakan kampanye pemasaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen modern. Sementara itu, bagi masyarakat, penelitian ini memberikan peluang untuk menjadi lebih aktif dalam ekosistem digital yang berkembang pesat.

“Bagi pelaku digital, ini adalah angin segar yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi bisnis mereka. Bagi masyarakat, penelitian ini mendorong mereka untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga bagian dari ekosistem digital yang terus berkembang,” katanya.

Ke depan, Yoesoep merencanakan penerbitan buku baru yang akan membahas lebih dalam topik ini, berjudul Viral Marketing and Transformation of Consumer Behavior through Media. Ia berharap buku tersebut dapat menjadi panduan bagi para pelaku bisnis, akademisi, dan masyarakat luas untuk memahami lebih jauh mengenai strategi pemasaran digital yang terus berkembang.

“Tujuan akhirnya adalah mendorong transformasi digital yang inklusif dan berdampak positif bagi masyarakat,” pungkas Yoesoep.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news